Dismenore (Pengertian, Jenis, Derajat, Faktor dan Pengobatan)
Oleh Muchlisin Riadi
Dismenore atau dysmenorrhea adalah rasa nyeri, kram atau tegang yang terjadi sebelum atau selama menstruasi. Dismenore bukan suatu penyakit melainkan suatu gejala yang disebabkan oleh oleh Prostaglandin sehingga mengakibatkan hiperkontraktilitas uterus. Dismenore ditandai dengan rasa sakit, kram atau nyeri pada perut kadang disertai dengan rasa sakit menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha, dengan rasa mual dan muntah, sakit kepala ataupun diare. Dismenore biasanya berlangsung selama satu sampai beberapa hari selama menstruasi meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama.
Faktor psikis. Pada gadis-gadis yang emosional, apabila tidak mendapatkan pengetahuan yang jelas maka mudah terjadi dismenore.
Faktor konstitusional. Faktor ini erat hubungannya dengan faktor psikis. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya mempengaruhi timbulnya dismenore.
Faktor obstruksi kanalis servikalis. Salah satu faktor yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore adalah stenosus kanalis servikalis. Pada wanita uterus hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosus kanalis servikalis, akan tetapi hal tersebut tidak anggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab terjadinya dismenore.
Faktor endokrin. Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor ini mempunyai hubungan dengan tonus dan kontraktilitas otot uterus.
Perawatan dan Pengobatan Dismenore
Menurut Anurogo dan Wulandari (2011), perawatan dan pengobatan dismenore dibagi menjadi penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.Terapi Farmakologi
Penanganan dismenore yang dialami oleh individu dapat melalui intervensi farmakologi. Terapi farmakologi, penanganan dismenore meliputi beberapa upaya. Upaya farmakologi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan obat analgetik yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan, acetaminophen dan sebagainya. Upaya farmakologi kedua yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian terapi hormonal. Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa gangguan yang terjadi benar-benar dismenore primer. Tujuan ini dapat dicapai dengan memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Obat-obatan yang paling sering digunakan antara lain Non Steroid Anti Inflamation Drug (NSAID) yang bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase sehingga produksi dari prostaglandin berkurang. COX –II Inhibitor yang juga bekerja selektif terhadap penghambatan biosintesis prostaglandin juga dapat digunakan untuk menangani nyeri haid. Pemakain kontrasepsi hormonal dilaporkan juga dapat mengurangi nyeri haid. Pemberian Vitamin B1, Magnesium, Vitamin E, juga menunjukkan efek yang dapat mengurangi nyeri haid.
b. Terapi Non Farmakologi
Selain terapi farmakologi, upaya untuk menangani dismenore adalah terapi non farmakologi. Terapi nonfarmakologi merupakan terapi alternatif komplementer yang dapat dilakukan sebagai upaya menangani dismenore tanpa menggunakan obat-obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah ntuk meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat. Penanganan non farmakologi yang dapat digunakan pada wanita yang menderita dismenore antara lain, yaitu: TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), Akupunktur, pemakaian herbal, relaksasi, terapi panas, senam.
c. Pembedahan
Terapi pembedahan pada penderita dismenore merupakan pilihan terakhir jika dengan terapi farmakologis dan nonfarmakologis tidak berhasil sehingga diperlukannya tindakan pembedahan dalam menangani dismenore. Terapi pembedahan yang dapat dilakukan antara lain: laparoskopi (Laparoscopic Uterine Nerve Ablation), histerektomi, presakral neurektomi.
Daftar Pustaka
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Hendrik, H. 2006. Problema Haid (Tinjauan Syariat Islam dan Medis). Solo: Tiga Serangkai.
Sari, W., Indrawati, L., dan Harjanto, D.B. 2012. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Jakarta: Penebar Plus.
Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep dan praktik. Jakarta: EGC.
Asma’ulludin, A.K. 2016. Kejadian Dismenore Berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu serta Dampaknya pada Remaja Putri SMA dan Sedarajat di Jakarta Barat tahun 2015. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Riyanto. 2002. Analisis faktor yang paling Berpengaruh terhadap Perilaku Sehat. Jakarta: Universitas Indonesia.
Arulkumaran. 2006. Essentials of Gynecology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
Anurogo, D., dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar